Rabu, 07 Juli 2010

Taruhan Banyak Kalah

Thursday, 8 July 2010
Saya punya seorang teman, inisial W. Dia bukanlah penggemar bola, tapi jiwa judinya sangat tinggi. Dia akan mempertaruhkan berapapun untuk sesuatu yang dia sebut sebagai 'kepuasan rohani'.
Oleh karena dia kurang ngerti bola, maka hampir setiap kali mau pasang taruhan, dia konsultasi dulu sama saya. Celakanya, hampir setiap kali dia tanya ke saya, dia selalu kalah.
Pada babak penyisihan, saya hanya bisa berikan prediksi untuk Group F (yang semuanya keliru), karena di situ ada tim favorit saya, Italy.
Waktu Italy vs Paraguay, saya bilang Italy bakal menang tipis, ternyata draw. ceritanya sama ketika Italy - NZ. Kemudian dia pasang taruhan ganda bagi Gli Azzuri 1-0 pada Italy - Slovakia, karena saya bilang, pada PD 1982, Italy keluar sebagai juara setelah bermain draw 3x di group. Dia pun gagal meraup untung karena Slovakia menang.
W pun kapok. Dia tidak mau lagi konsultasi pada saya. Ternyata kapoknya hanya sementara. Sebelum Jerman vs Inggris, dia datang ke saya, saya bilang Jerman. Dia pilih Inggris. Di perempat final dia pilih Argentina ketika saya mengatakan Jerman. Rupanya dia tidak ingin mengikuti saya karena tiga taruhan sebelumnya prediksi saya selalu meleset.
Tadi malam, sekitar pukul 09.00 pm, W datang lagi bersama teman, yang katanya selalu menang, minta prediksi Jerman dan Spanyol. Dengan agak memaksa temannya meminta ketegasan saya sebenarnya tim negara mana sih yang saya dukung. Saya jawab: Saya adalah pendukung Italy dari dulu sampai sekarang dan nanti. Tidak ada tim kedua, kecuali klub, yaitu AC Milan.
"Tapi untuk malam ini (tadi malam, red) saya condong ke Spanyol. Rasanya Jerman mengalami kulminasi saat melawan Argentina, sama seperti Rusia yang mengalahkan Belanda 3-0 pada perempat final Piala Eropa 2008, yang akhirnya kalah 3-1 dari Spanyol di semi final," kata saya.
Rupanya teman dia adalah pendukung fanatik Jerman, dan kedatangan dia tadi malam adalah untuk membulatkan tekad bahwa teori saya selama ini tentangs epakbola selalu keliru. Dengan lagak seperti pengamat bola sungguhan di TV, temannya bicara panjang lebar, dan dengan gaya sedikit menggurui, yang intinya mereka yakin seyakin-yakinnya Jerman akan menang.

2 komentar:

  1. akhirnya...kalah lagi taruhannya...hahaha

    BalasHapus
  2. memang kasihan sekali. dia juga sudah baca tulisan ini, dan beritahu saya kemarin sore. mungkin dia perlu dengar si Paul

    BalasHapus